22 April 2008

Tafsir Surahn An-Naba

SURAT AN-NABA

(Berita Besar)

Makkiyah, 40 ayat

Turun sesudah Surat Al-Ma’arij

JUZ 30

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

An-Naba, ayat 1 – 16

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (3) كَلا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ (5) أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا (6) وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7) وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا ( 8) وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11) وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12) وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (13) وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14) لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (15) وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا (16)

Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali – kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali – kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung – gunung sebagai pasak? Dan Kami jadikan kalian berpasang – pasangan, dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji – bijian dan tumbuh – tumbuhan, dan kebun – kebun yang lebat?

Allah swt berfirman, mengingkari orang – orang musyrik karena mereka saling bertanya tentang hari kiamat dengan rasa tidak percaya akan kejadiannya.

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2)

Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar. (An-Naba : 1-2)

Yakni apakah yang dipertanyakan mereka? Tentang hari kiamat, yaitu berita yang besar, yakni berita yang amat besar, amat mengerikan, lagi amat mengejutkan. Qatadah dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berita besar ini ialah kebangkitan sesudah mati. Mujahid mengatakannya Al-Qur’an, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama, karena dalam firman berikutnya disebutkan :

الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (3)

yang mereka perselisihkan tentang ini. (An-Naba : 3)

Manusia dalam hal ini ada dua macam, ada yang beriman kepadanya dan ada yang kafir. Kemudian Allah swt dalam firman berikutnya mengancam orang – orang yang ingkar dengan adanya hari kiamat.

كَلا سَيَعْلَمُونَ (4) ) ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ (5)

Sekali – kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali – kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (An-Naba : 4-5).

Ini merupakan peringatan yang tegas dan ancaman yang keras. Kemudian Allah menjelaskan tentang kekuasaan-Nya yang besar melalui ciptaan-Nya terhadap segala sesuatu yang besar lagi menakjubkan, yang semuanya itu menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, termasuk masalah hari berbangkit dan lain – lainnya. Untuk itu Allah swt berfirman :

أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا (6)

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An-Naba : 6)

Maksudnya, telah dihamparkan-Nya dan dijadikan-Nya layak untuk dihuni oleh makhluk-Nya, lagi tetap, tenang, dan kokoh.

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7)

Dan gunung – gunung sebagai pasak? (An-Naba : 7)

Dia menjadikan pada bumi pasak – pasak untuk menstabilkan dan mengokohkannya serta memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan orang – orang dan makhluk yang ada di atasnya.

Kemudian Allah swt berfirman :

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا ( 8)

Dan Kami jadikan kaliang berpasang – pasangan. (An-Naba : 8)

Yaitu dari jenis laki – laki dan perempuan, masing – masing dapat bersenang – senang dengan lawan jenisnya, dan karenanya maka dapat berkembanglah keturunan mereka. Seperti yang disebutkan dalam ayam lain melalui firman Allah swt :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

Dan di antara tanda – tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri – istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. (Ar-Rum : 21)

Adapun firman Allah swt :

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9)

Dan kami Jadikan tidur kalian untuk istirahat. (An-Naba : 9)

Yakni istirahat dari gerak agar tubuh kalian menjadi segar kembali setelah banyak melakukan aktivitas dalam rangka mencari upaya penghidupan di sepanjang hari. Hal seperti ini telah diterangkan di dalam tafsir surat Al-Furqan.

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10)

Dan kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba : 10)

Yang menutupi semua manusia dengan kegelapannya, seperti disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya :

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا

dan malam apabila menutupinya. (Asy-Syams : 4)

Dan ucapan seorang penyair yang mengatakan dalam salah satu bait syairnya, “Dan manakala malam mulai menggelarkan kain penutupnya, maka seluruh semesta menjadi gelap.”

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya :

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10)

Dan kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba : 10)

Maksudnya, ketenangan.

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)

Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (An-Naba : 11)

Kami menjadikannya terang benderang agar manusia dapat melakukan aktivitasnya untuk mencari upaya penghidupan dengan bekerja, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.

Firman Allah swt :

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12)

Dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh. (An-Naba : 12)

Yaitu tujuh lapis langit dengan segala keluasannya, ketinggiannya, kekokohannya, dan kerapihannya serta hiasannya yang dipenuhi dengan bintang – bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan :

وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (13)

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang. (An-Naba : 13)

Yakni matahari yang menerangi semesta alam, yang cahayanya menerangi seluruh penduduk bumi.

Firman Allah swt :

وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14)

Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah. (An-Naba : 14)

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan al-mu’sirat ialah angin. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Abu Daud Al-Hafari, dari Sufyan, dari Al-A’masy, dari Al-Minhal, dari Said ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya :

وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ

Dan Kami turunkan dari awan (An-Naba : 14)

Bahwa makna yang dimaksud ialah dari angin. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, Qatadah, Muqatil, Al-Kalabi, Zaib ibnu Aslam, dan putranya (yaitu Abdur Rahmah), semuanya mengatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan mu’sirat ialah angin. Dikatakan demikian karena anginlah yang meniup awan yang mengandung air, hingga awan itu menurunkan kandungan airnya dan terjadilah hujan. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Al-Mu’sirat,” bahwa makna yang dimaksud ialah awan yang mengandung air hujan. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan As-Sauri, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir. Al-Farra mengatakan bahwa mu’sirat ialah awan yang mengandung air dan masih belum diturunkan, sebagaimana yang dikatakan terhadap seorang wanita yang mu’sir artinya ‘bilamana masa haidnya tiba, sedangkan sebelum itu tidak pernah haid’.

Diriwayatkan pula dari Al-Hasan dan Qatadah, bahwa minal mu’sirat artinya dari langit, tetapi pendapat ini garib. Dan yang jelas adalah pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan mu’sirat ialah awan yang mengandung air, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya :

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَاباً فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاء كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفاً فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ

Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkkan awan dan Allah membentangkannya dilangit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal ; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah – celahnya.(Ar-Rum : 48).

Adapun firman Allah swt :

مَاءً ثَجَّاجًا (14)

Air yang banyak tercurah. (An-Naba : 14)

Mujahid, Qatadah, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan bahwa sajjaajan artinya tercurah. As-Sauri mengatakan berturut – turut, Ibnu Zaid mengatakan artinya banyak. Ibnu Jarir mengatakan bahwa tidak diketahui dalam pembicaraan orang Arab untuk menggambarkan hal yang banyak memakai kata as-sajj, melainkan menunjukkan pengertian curahan yang berturut – turut. Termasuk ke dalam pengertian ini sabda Nabi saw yang mengatakan :

أفضلُ الحجّ العجّ والثجّ

Haji yang paling afdal ialah yang banyak debunya dan banyak mengalirkan darah kurban.

Yakni mengalirkan darah hewan kurban. Menurut hemat saya, demikian pula dalam hadis wanita yang mustahadah (keputihan) saat Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Aku anjurkan kamu memakai penyumbat dari katun.” Maka wanita itu menjawab, “Wahai Rasulullah, darah itu lebih banyak daripada yang engkau perkirakan, sesungguhnya ia mengalir dengan sederas – derasnya.” Hal ini menunjukkan adanya penggunaan kata as-sajj untuk menunjukkan pengertian curahan yang berturut – turut lagi banyak; hanya Allah jualah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah swt :

لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (15) وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا (16) }

Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji – bijian dan tumbuh – tumbuhan, dan kebun – kebun yang lebat? (An-Naba : 15 -16)

Yaitu agar melalui air yang banyak, baik, bermanfaat, lagi mengandung berkah ini Kami tumbuhkan biji – bijian untuk manusia dan hewan, dan Kami tumbuhkan pula sayur – sayuran yang dapat dimakan secara mentah, Kami tumbuhkan pula taman – taman dari kebun – kebun yang menghasilkan berbagai macam buah – buahan yang beraneka ragam rasa dan baunya, yang adakalanya kesemuanya itu dapat dijumpai dalam satu kawasan tanah. Karena itulah maka disebutkan alfafan, yang menurut Ibnu Abbas dan lain – lainnya artinya lebat. Hal ini berarti sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya :

وَفِي الأَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِّنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاء وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan di bumi ini terdapat bagian – bagian yang berdampingan, dan kebun – kebun anggur, tanam – tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (Ar-Ra’d : 4)

1 komentar:

zelipegagas mengatakan...

Tioga Las Vegas - TITIAN ROCKETNEMARKS
Tioga Las titanium paint color Vegas apple watch stainless steel vs titanium | titanium uses TITIAN ROCKETNEMARKS. titanium jewelry piercing 4.5:1:1:1:2:1:2.3.4.5.5.5.4.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5.6.5.5.5.5.5.5.5.5.6.5.5.5.5.5.5.5.5.5.5 titanium muzzle brake